KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Calon
Presiden nomor urut 2 Joko Widodo memberikan
jawaban dalam debat capres
2014 putaran ketiga, di
Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta, Minggu
(22/6/2014).
Debat capres kali ini mengangkat tema 'Politik
Internasional
dan Ketahanan Nasional'.
JAKARTA, Blognya Fikri — Calon presiden nomor urut
dua,
Joko Widodo, mengatakan akan membeli kembali
saham Indosat jika ia
terpilih menjadi presiden karena
perusahaan itu dinilai sebagai aset
strategis yang mengelola
satelit untuk pertahanan nasional.
Dalam debat capres putaran ketiga, Minggu (22/6/2014),
Jokowi
mendapat pertanyaan dari calon presiden nomor urut
satu, Prabowo
Subianto, tentang penjualan Indosat yang dilakukan
pada masa
pemerintahan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri.
"Apabila Bapak menjadi presiden, apakah akan membeli
kembali Indosat atau bagaimana?" tanya Prabowo.
"Ke depan, saya kira kuncinya cuma satu, yaitu kita buyback
(Indosat-red). Kita ambil kembali saham itu dan menjadi milik kita
lagi.
Oleh sebab itu, ke depan, ekonomi kita harus di atas 7 persen,"
jawab
Jokowi.
Indosat dipandang punya peran penting dalam mengoperasikan satelit
yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan teknologi pesawat
tanpa awak
atau drone. Jokowi berharap, drone tersebut bisa
digunakan untuk mengawasi kepulauan dan perairan Indonesia.
"Drone-nya bisa kita beli sekarang dan alih teknologinya bisa kita
lakukan. Satelitnya pun bisa sekarang nebeng dulu, tapi harus ada target
punya satelit sendiri pada suatu saat. Ada targetnya," tambah Jokowi.
Direktur Utama dan CEO Indosat, Alexander Rusli , mengaku netral
dengan rencana pembelian kembali saham perusahaan oleh pemerintah
dan
menyerahkan sepenuhnya kepada para pemegang saham.
"Jual beli atau akuisisi itu shareholder matter. Tugas direksi memberikan
shareholder value kepada pemegang saham. Jadi, kita netral saja," ujar
Alexander saat dihubungi KompasTekno.
Satelit
Indosat sebelumnya mengelola dua satelit di slot orbit 113 derajat
bujur timur (BT) dan 150,5 derajat BT. Alexander mengatakan, slot
orbit 150,5 derajat BT bakal diambil alih oleh Bank Rakyat Indonesia
(BRI) mulai 1 September 2015. BRI menjadi bank pertama di dunia
yang
mengelola slot orbit satelit setelah Kementerian Komunikasi dan
Informatika mengeluarkan surat alih kelola slot orbit pada Maret 2014.
Ini berarti, Indosat hanya diberi kepercayaan mengelola slot
orbit 113
derajat BT yang ditempati Satelit Palapa D hingga 2024 untuk
layanan
penyiaran, seluler, data (internet) yang dipakai oleh grup
bisnis Indosat
sendiri maupun disewakan ke pihak lain.
Indosat didirikan pada 1967 dan mulai beroperasi pada 1969.
Kala itu,
perusahaan mengalami beberapa kali pergantian kepemilikan dan
tujuan
bisnis.
Pemerintah Indonesia membeli seluruh saham Indosat pada 1980 dan
resmi menjadi badan usaha milik negara (BUMN).
Pada 1994, Indosat mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan
Bursa Efek New York, Amerika Serikat. Kala itu, Pemerintah Indonesia
masih memiliki 65 persen saham di Indosat.
Pada akhir 2002, pemerintah menjual 40 persen lebih sahamnya di
Indosat
ke Singapore Technologies Telemedia (STT) asal Singapura.
Kemudian,
pada Juni 2008, STT menjual seluruh sahamnya di Indosat kepada
Qatar
Telecom asal Qatar (yang kini bernama Ooredoo).
Qatar Telecom meningkatkan kepemilikan sahamnya di Indosat menjadi
65 persen pada Februari 2009 setelah Pemerintah Indonesia
mengklarifikasi
peraturan investasi asing, di mana saham sebuah
perusahaan penyedia
komunikasi telepon bergerak (seluler) boleh dimiliki
pihak asing hingga 65
persen. Sementara itu, perusahaan penyedia
komunikasi telepon tetap,
sahamnya hanya boleh dimiliki pihak asing
sebesar 45 persen.
Indosat saat ini menjadi operator seluler terbesar ketiga dengan
59,7 juta
pelanggan, setelah Telkomsel dan XL Axiata, yang masing-masing
memiliki
132,65 juta dan 68,5 juta pelanggan pada kuartal pertama 2014.